Sweet

Hari ini saya berangkat ke kantor dengan semangat. Sebelum pukul 07.00 saya sudah duduk manis didepan meja serba guna yang telah tersedia.
Yah, literally serba guna. Diatasnya saya bisa meletakkan apa saja. Mulai dari komputer, printer, kertas, buku, pulpen, baju, celana dalam, sampe pantat pun bisa diletakkan disana.

Saya duduk disana (bukan diatas meja) mengerjakan pekerjaan yang belum sempat saya selesaikan. Santai saja. Deadline masih lama. Ada kali 12 jam lagi.

Satu persatu orang datang memasuki ruangan. Salah seorang teman menyapa saya dengan manis, ” widih, cukuran juga kamu ya akhirnya”. Saya timpalin dong. “Iya nih, udah keliatan sweet belum?”. Dia jawab, “sweet abiiiiss”.
Kemudian ia berlalu begitu saja.

Waktu demi waktu berlalu tanpa pamit. Terdengar banyak suara manusia berbunyi.
Ada juga suara musik yang mengiringi setiap kalimat yang terucap.
Dari sekian banyak suara yang saling bersahutan di udara. Tiba-tiba ada satu suara yang sangat akrab memecah keriuhan. Dia adalah Rawadi.
Rekan kerja saya yang baik dan manis itu datang sambil mendekat ke telinga saya.

Saya tidak akan bisa melupakan apa yang dia katakan waktu itu.
Diantara semua kebisingan suara itu dia berkata, “kecilin volume sound nya bg$d. Berisik tau ga!!”

“Oh, iya iya iya. Maaf” kataku sambil menurunkan volume kebisingan yang tercipta dari film yang saya tonton.
_Mau tau film apa? Cek IG saya ya 🙂 hehe . . . Sekalian difollow 😀

Seketika suasana kantor kembali hening.
Tidak ada suara lain selain suara keyboard yang tergencet oleh jari jemari saya yang dengan lincah menari-nari diatasnya.

Ditemani teh manis saya lalui detik demi detik dalam keheningan.
Tidak ada humor. Tidak ada ngakak. Tidak ada bercanda. Tidak ada uang. Tidak ada martabak. Terang bulan. Surabi. Es ABC uncle Mutho. Hadeh .. bahkan ayam goreng pun tak ada.

Sangat membosankan.

Waktu menunjukkan pukul 11.30 waktu setempat.
Saatnya makan siang.

Saya beranjak dari tempat duduk yang tak nyaman itu lalu berjalan menuju warung makan. Sayangnya tidak ada uncle Mutho disana yang menyediakan berbagai macam makanan. Yang ada hanyalah nasi campur, rawon, pecel, ayam bakar, ikan bakar, terong bakar (anjir ngilu), rumah bakar, dll. Beruntung ada ayam goreng disana.
Akhirnya saya memesan capcay seharga 15 ribu rupiah.

Tangan saya terjun merogoh dompet . Saya melihat kedalamnya. Tak terlihat tanda-tanda rupiah atau mata uang lainnya disana. Hanya jaring laba-laba  dan struk Alfamart menambah ketebalan isi dompet.

O my gosh !!

Saya lupa bawa uang. Bagaimana ini?
Apa yang harus saya lakukan??
“Panggil pemadam kebakaran g*bl*k!! Itu ada rumah terbakar!!”

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai